Jack Ma Raup Rp 138 Triliun Stelah Lepas Saham Alibaba
2 min read
Walau telah pensiun dari Alibaba, raksasa e-commerce yang ia dirikan, Jack Ma masih memegang saham cukup besar. Baru-baru ini, ia diketahui melepas sebagian sahamnya itu dan mengantongi triliunan rupiah.
Dikutip detikINET dari Reuters, Jack Ma memangkas kepemilikan saham Alibaba dari awalnya 6,4% menjadi tinggal 4,8%. Berdasarkan harga saham terkini Alibaba, berarti ia menguangkan USD 9,6 miliar atau di kisaran RP 138 triliun.
Harga saham Alibaba sendiri merambat naik meskipun pandemi Corona mengganggu perekonomian China. Bisa ditebak, situasi seperti ini justru membuat orang makin banyak yang memilih belanja online termasuk di Alibaba.
Selain Jack Ma, Executive Vice Chairman Alibaba, Joseph Tsai, juga memangkas kepemilikan sahamnya di waktu yang sama, dari semula 2,3% menjadi 1,6%. Uang yang didapatnya sekitar USD 4,1 miliar.
Jack Ma telah pensiun dari Alibaba pada September tahun silam, digantikan Daniel Zhang sebagai Chairman. Sementara Joseph Tsai meski masih di Alibaba, semakin berkurang keterlibatannya dalam operasional sehari-hari.
Jack Ma sekarang aktif dalam kegiatan filantrofi dan kadang tampil dalam event sebagai narasumber. Misalnya belum lama ini, dia tampil di World Artificial Intelligence Conference (WAIC) di Shanghai.
Dia mengatakan bahwa pandemi Corona mengakselerasi adopsi artificial intelligence atau kecerdasan buatan serta teknologi digital dalam berbagai industri, termasuk kesehatan dan pertanian.
Saat pandemi Corona, China mengembangkan mesin dengan algoritma yang 60 kali lebih efisien dibandingkan dokter untuk mendeteksi kasus infeksi Corona. Ma pun berharap agar kerja sama di bidang AI dan solusi teknologi lain terus ditingkatkan.
“Virus tak butuh visa, batas negara tak berarti apa-apa dan seharusnya teknologi tidak dibatasi. Saat ini, akumulasi pengetahuan manusia, kemampuan untuk memproses informasi dan menurunkan risiko lebih powerful dari sebelumnya,” cetus Ma.
“Akan tetapi sayangnya, kita kurang bijaksana dan kadang kita tidak menggunakan sumber daya kapabilitas dan pengetahuan untuk meningkatkan komunikasi dan kerja sama, dan kadang kadang kita membuat banyak gap, bahkan memperlebar perbedaan,” pungkas Jack Ma.