Wed. Jun 7th, 2023

FIFABR

Artikel Kesehatan Olahraga

Fadli Zon Mengaku Tagihan Listrik di Rumahnya Naik, Fadjroel Rahman Balas dengan Bukti Ini

3 min read

Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rahman membalas cuitan politikus Partai Gerindra, Fadli Zon yang mengaku tagihan listriknya mengalami kenaikan. Dalam akun twitternya, @fadlizon pada Selasa (9/6/2020), Fadli mengatakan ia mengalami kenaikan listrik sebagaimana yang dialami pelanggan listrik lainnya. Fadli meminta PLN transparan terkait keluhan keluhan dari masyarakat.

Mantan Wakil Ketua DPR itu meminta PLN menjelaskan mengapa tagihan listrik masyarakat melonjak. Memang banyak keluhan tagihan listrik melonjak. Sy jg mengalami yg sama. @pln_123 harus transparan atas keluhan2 di masyarakat. Knp tagihan listrik makin melonjak? Ada privatisasi? ," tulis Fadli. Cuitan Fadli itu kemudian direspons oleh Fadjroel Rahman.

Dalam postingan di akun wtitternya pada Rabu (10/6/2020), Fadjroel menyebut manajemen PLN UP3 Ciracas telah datang ke rumah Fadli Zon di Pondok Labu. Saat itu, kata Fadli, manajemen bertemu Dani. Fadli kemudian bertemu dengan manajemen PLN di tempat lain.

Fadjroel mengungkapkan, dari hasil pembacaan meter di rumah Fadli Zon terbukti normal dan pemakaian pada Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 15 persen dibandng pemakaian pada Mei 2020. Fadroel menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik oleh Pemerintah. Manajemen PLN UP3 Ciracas datang ke rumah @fadlizon di Pondok Labu, bertemu Dani. FZ bersedia bertemu di Benhil, ASAP. Hasil pembacaan terbukti normal & pemakaian Juni 2020 terjadi kenaikan 15% dibanding pemakaian Mei 2020. Tidak ada kenaikan tarif listrik oleh Pemerintah ~ FR, " tulis Fadjroel.

Pada hari ini, Kamis (11/6/2020), Fadli Zon membantah apa yang disampaikan Fadjroel. Fadli Zon menyebut pihak PLN tidak datang ke rumah Fadli Zon di Pondok Labu tetapi datang ke Rumah Kreatif Fadli Zon di Cimanggis, Depok. Mantan Wakil Ketua DPR itu mengaku siap menunjukkan tagihan tagihan kenaikan listrik di rumahnya.

Info twit ini salah. Dia tak dtg ke rumah sy di Pd Labu tp ke Cimanggis Depok, Rumah Kreatif sy. Sy tunggu @pln_123 di Benhil segera sekalian mau tanya apa betul pakai buzzer. Nanti sy tunjukkan tagihan2 ," tulis Fadli, Kamis (11/6/2020). PLN menawarkan skema pembayaran lewat cara dicicil bagi Teguh Wuryanto (56). Diketahui, Teguh adalah pelanggan PLN yang tagihan pemakaian listriknya mencapai Rp 20.158.686.

Nilai tagihan yang diterima Teguh ini disebut naik sebesar 20 kali lipat dari total tagihan yang dibayar di periode sebelum sebelumnya. “Karena secara pemakaian sudah betul, ya solusi yang kami tawarkan sama dengan yang lain, artinya cicilan pembayaran,” kata Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Malang Raya, M Eryan Saputra, seperti dikutip dari , Rabu (10/6/2020). Adapun nilai tagihannya tetap sama, yaitu sesuai dengan invoice nomor 513010180722 0520 senilai Rp 20.158.686.

“Nilai tagihan tetap. Tapi, metode pembayarannya yang dicicil,” jelasnya. Eryan mengatakan, skema pembayaran itu merupakan hasil kesepakatan antara pihaknya dan pelanggan. Saat ini, pihaknya masih mensimulasikan besaran cicilan untuk Teguh yang merupakan pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

“Pelanggan lagi ke kantor unit kami untuk membuat surat pengakuan hutang atau SPH cicilannya. Jadi, besaran cicilan masih dia ingin simulasi di kantor. Tadi, kami menghitungnya secara kasar, tapi kalau sudah di aplikasi terlihat cicilan per bulannya,” ujar dia. Diketahui, tagihan listrik di bengkel milik Teguh Wuryanto (56) menanjak tajam menjadi Rp 20.158.686. Tagihan itu naik sebesar 20 kali lipat dari total tagihan yang dibayar di periode sebelum sebelumnya.

Padahal, volume penggunaan alat di bengkel yang ada di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, menurun sejak terjadi pandemi Covid 19. “Akhirnya harus dibayar, kalau tidak mau dibayar harus (melayangkan protes) ke Jakarta (kantor PLN Pusat) mungkin. Karena tagihan sudah keluar dan harus dibayar,” kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telpon. Teguh mengatakan, kenaikan tagihan listrik terjadi sejak meteran listrik di bengkelnya diganti dari yang analog ke meteran listrik digital pada Januari 2020 lalu.

Setelah itu, tagihan listrik yang diterimanya naik. Namun, Teguh menganggap kenaikan itu merupakan hal yang wajar karena berganti meteran digital. Berdasarkan pada invoice tagihan yang diterima oleh Teguh, nilai tagihan pada bulan Februari 2020 sebesar Rp 2.152.494.

Kemudian ada Bulan Maret, nilai tagihannya hanya Rp 921.067. Pada Bulan April, nilai tagihannya sebesar 1.218.912. Kemudian tagihan pada Bulan Mei naik drastis menjadi Rp 20.158.686. Belakangan, Teguh mengetahui bahwa ada kebocoran daya reaktif (kVarh) yang membuat tagihan itu meningkat tajam.

Kebocoran daya reaktif itu disebabkan oleh alat berupa kapasitor yang sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Kebocoran daya reaktif itu terdeteksi setelah meteran listrik diganti ke meteran digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.